OSREL stie-mce
Online Search and Retrieval Library
Faculty Research
ANALISA LAPORAN KEUANGAN PERBANKAN (STUDI PADA 5 BANK GO PUBLIC)
Detail | |
---|---|
Author | TACHJUDDIN |
ID | 202.710.041 |
Published Date | 19-11-2012 |
Abstract
Abstraksi Industri keuangan atau perbankan di Indonesia sampai sekarang ini masih mendominasi sebagai institusi penyedia dana segar dibanding dengan pasar modal. Oleh karena itu saya tertarik untuk membaca sekilas tentang kinerja keuangan bank, utamanya bank yang go public dan termasuk bank papan atas di Indonesia, sudah barang tentu banyak masyarakat yang menggunakan jasa keuangan tersebut. Bahkan banyak pengusaha sukses berkat menggunakan jasa keuangan tersebut, mulai dari yang merintis usaha sampai menjadi pengusaha besar, dengan berbagai kemudahan system pembayaran baik dalam negeri maupun luar negeri membuat lancar, dan langsung. Apalagi sekarang dengan penggunaan teknologi mampu melayani 24 jam tanpa libur, dan nasabah bisa cek langsung pada rekening apa transfer sudah masuk hanya melalui gatged. Bahkan apapun yang dicita-citakan masyarakat sekarang mudah terpenuhi berkat layanan perbankan. Misal ingin beli rumah atau mobil bisa mendapatkan pelayan yang mudah dari lembaga keuangan bank, sehingga lembaga perbankan memiliki peran yang strategis untuk pembangunan ekonomi. Akan tetapi lembaga keuangan perbankan dalam operasioanalnya tidak akan lepas dari hukum besi Ekonomi yaitu Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas. Artinya kalau Bank over likuid, maka rentabilitasnya akan terancam, begitu juga sebaliknya apabila Bank mengejar rentablitas tinggi, maka solvabilitas dan sekaligus likuiditas terancam. Dari kelima Bank (BCA,MANDIRI,BTN,BNI dan BRI), yang kinerjanya paling bagus dari hasil rata-rata rasio adalah BNI disusul B. Mandiri dan BCA. Dari aspek ROE yang tertinggi BNI 73,19%. Dari aspek Likuiditas yang bagus BNI 8,84%, karena syarat likuiditas bank minimal sebesar 2%, bararti BNI terhindar dari ilikuid atau tidak likuid. Dari aspek Solvabilitas BNI 6,5%, menunjukkan prosentase paling rendah dibanding bank lainnya, hal ini sebagai akibat ekspansi kredit yang besar, tapi diikuti perolehan laba yang lebih besar dibanding bank lainnya. Tentu harus diikuti oleh kualitas manajemen kredit yang bagus, bila tidak maka solvabilitas bisa terancam. Dari aspek efisiensi BCA lebih efisien, hal ini wajar BCA lebih mengandalkan fee base income, dari kerjasama pelayanan pay roll system dengan berbagai perusahaan dan institusi, yang berikutnya disusul oleh B. Mandiri sebagai Bank Corperate yang paling efisien, disamping kemampuan laba paling tinggi berhubungan dengan jasa bank tersebut. BTN ekspansi kredit terlalu besar, sebab LDR 128,3 % berada diatas rata-rata bank, bahkan melebihi batas dari ketentuan BI LDR 110%, hal ini seperti mengabaikan prinsip kehati-hatian bank. Kata kunci : Tolok ukur kinerja keuangan lembaga perbankan